Di suatu wilayah yang letaknya tidak begitu jauh dari perkotaan. Tinggal seorang tua yang menempati sebuah rumah yang tertata dengan sederhana. Pak tua kehidupan sehari-harinya bertani, dan beternak.
Suatu saat datanglah seorang pemuda mengunjungi rumah pak tua itu, ia mengetahui rumah sederhana yang dihuni oleh seorang tua hasil petunjuk dari beberapa sahabatnya.
Pak tua menyambut dengan ramah atas kedatangan pemuda itu yang datang jauh-jauh dari kota.
Pak tua: “Mari nak silahkan duduk, rileks saja disini, anggap rumah sendiri”?
Pemuda: ”Terima kasih Pak Tua”
Selang beberapa saat si pemuda duduk di dalam rumah yang beralaskan tikar.
Pak Tua: ”Maaf ya Nak, tempatnya berantakan”
Pemuda: ”Oh tidak apa-apa Pak Tua.”
Suasana hening sejenak, namun tampak si pemuda langsung membicarakan permasalahan mengapa ia mengunjungi rumah Pak Tua, serta menuturkan bahwa ia mengetahui rumah Pak tua dari seorang kawan yang ia temui di kota.
Pemuda:”Begini Pak Tua, saya mendapat petunjuk dari seorang sahabat. Sahabat saya menyarankan, jika saya ingin belajar ilmu kanuragan mesti menemui Pak Tua”?
Pak Tua: “Kanuragan semacam apa ya anak muda bicarakan, Bapak tidak mengerti, setahu Bapak sih tidak punya apa-apa?”
Pemuda: “Saya percaya Bapak pasti mempunyai apa yang saya cari, saya ingin belajar ilmu kanuragan tentang Senggoro Macan”
Pak tua terlihat tertegun sejenak, tapi tidak lama ia bertanya kepada pemuda
Pak Tua: “Anak muda, ketika dirimu belajar kanuragan, terus setelah engkau dapat menguasainya, apakah akan menjadikan dirimu sombong ataukah akan menjadikan dirimu semakin menyadari akan keagungan Tuhan”.
Pemuda: “Semoga setelah saya mempelajari dan menguasi Ilmu Senggoro Macan, saya mampu menolong diri, keluarga dan orang lain. Kebetulan saya ini orangnya suka berpetualang, siapa tahu di jalan ada perampokan dan ada yang berniat jahat, dengan sedikitnya kemampuan, maka saya bisa menjaga diri dari marabahaya”.
Pak Tua: “Keselamatan seseorang itu bukan karena dimilikinya suatu ageman ataupun genggaman tentang kanuragan, tergantung perilaku seseorang, bila ia baik, maka ia akan ketemu dengan kebaikan pula, begitu sebaliknya, jika ia jahat maka akan ketemu dengan kejahatan”.
Panjang lebar obrolan antara si pemuda dan Seorang Tua, akhirnya Pak Tua berupaya memberikan apa yang sedang dicari oleh si Pemuda. Sebelum ia memberikan Aji Senggoro Macan kepada si Pemuda, Pak Tua menjelaskan apa yang dimaksud dengan senggoro macan, serta kegunaannya untuk apa?
Pak Tua:”Ketahuilah anak muda, bahwa Ilmu Senggoro Macan itu ialah ilmu yang diambil dari daya magis seekor macan melalui suaranya. Ilmu ini bisa menggetarkan hati lawan hanya dengan suara. Jika lawan tidak memiliki ilmu tingkat tinggi, maka akan berakibat ia menjadi gila. Maka hati-hatilah dalam menggunakannya serta selalu ingat pada yang menciptakan kita. Selain itu ilmu ini mampu menambah kewibawaan seseorang melalui ucapannya. Untuk mendapatkan ilmu ini, nenek moyang kita menjalani persayaratan”
Si Pemuda:”Lantas syarat apa yang seharusnya saya jalani Pak Tua?”
Pak Tua:’Persyaratan untuk mendapatkan Ilmu Senggoro Macan ini sudah pernah dijalani oleh nenek moyang kita, salah satunya Bapak sendiri, nah adapun syaratnya ialah Puasa sunat selama 7 Senin dan 7 Kamis, puasa mutih 7 hari, puasa 40 hari, puasa Ngrowot 40 hari, Ngluweng (Nglowong) berakhir setelah ada petunjuk yang diberikan (Wangsit)”
Pak tua menjelaskan kepada si Pemuda, lalu ia menambahkan kembali mengenai penjelasannya.
Pak Tua:”Ilmu Senggoro Macan sangat banyak mantranya. Antara mantra yang satu dengan yang lain tidak sama kegunaannya. Oleh sebab itu diharapkan bagimu Pemuda untuk mengamalkan bacaan mantra Ilmu Senggoro Macan secara keseluruhan, karena bisa digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Bacaan pertama
“Niat ingsun matak aji, Ajiku Senggoro Macan, Kang rineksa sakabehing manungsa, Kang lumaku lan kang turu, Ingsun empakake Senggoro Macan, Tundhuk marang sliraku, Tundhuk saking kersaning Allah.”
Pak tua lalu melanjutkan.
“Bacalah ketika dirimu menuju ke suatu tempat, dimana tempat tersebut dijadikan perkumpulan maksiat. Setibanya disana, bacalah mantra ini tiga kali sambil menahan nafas. Kemudian hembuskan (tiupkan) pada tempat tersebut. Maka dengan ijin Tuhan perkumpulan maksiat tersebut akan bubar.”
Lalu mantra yang kedua adalah:
“Bismillahirrohmanirrohim, Ingsun matak aji Senggoro Macan, Sapa kang tinuju bakal sungkan, Swaraku ratuning wana, Sapa kang krungu bakal beka, Bakal ajrih, keder atine, Manut marang ingsun, He, ya aku si Macan belang, kang rineksa ing ati sumelang, Tundhuk, manut lan sungkan, Sungkan saking kersaning Allah.”
Yang kedua ini berguna untuk menambah kewibawaan. Bacalah beberapa kali sambil menahan napas setiap kali bangun tidur. Setiap ucapan yang kita lontarkan selalu dipatuhi oleh orang yang mendengarkan.
Bacaan yang ketiga.
“He, janna manungsa, Ingsun matak aji Senggoro Macan, Gelap ngampar swaraku, Banteng ketaton solah prabawaku, Gedhe cilik, tuwa enom, lanang wadon, Wong sajagad iki, Andeleng marang ingsun padha ajrih, Wedi asih ering saking kersaning Allah, Allahu Akbar, Allahu Akbar”
Yang ketiga ini untuk melemahkan hati lawan yang sedang naik emosinya. Sebelum berbicara bacalah mantra ini dalam hati sambil menatap lawan, menahan napas. Kemudian hembuskan ke arah lawan. Jangan mendahului berbicara selum lawan melontarkan ucapannya.
Bacaan yang keempat:
“Ingsun angirimake kekuatan marang sira, Kekuatan urip saka ratuning macan sabuwana, Lumaku sakedhap netra, Lumumpat sakedhap kilat, Nyawiji karo badanira, Waras, waluya jati, Jatining urip kanggonan ing Allah, Pra bisa mati yen durung pinesti, Tinampi kekuatan macan kang sakti, Sayekti, waluya jati, Bergas, kuat saka Allah”
Mantra ini dibaca pada malam hari sambil berkonsentrasi ketika melakukan pengobatan jarak jauh. Pusatkan kekuatan gaib dan padukan dengan konsentrasi, tahan napas lalu bayangkan penderita berada disamping dan pijit bagian tubuhnya.
Bacaan kelima
“Sari kurda sari kombang, Necepake sarining kembang, Mlebu mati metu ilang, Si getih abang lungguh aneng ing jero balung, Sang getih putih lungguh aneng ing jero daging, Sang getih ireng lungguh ing jero kulit, Enco, rematik lan sapunanggale penyakit, Sira sumingkira, Sumingkir, larut saking kersaning Allah”
Berguna untuk menyembuhkan penyakit di dalam diri (reumatik, encok dan sebagainya). Bacalah 3 kali lalu tiupkan pada bagian tubuh yang sakit sebanyak tiga kali. Untuk mengobati orang lain yang terserang penyakit sejenis bacalah mantra di atas tiga kali sambil konsentrasi dan menahan napas. Lalu tiupkan pada minyak pijat, setelah itu urutlah bagian yang sakit dengan minyak tersebut.
Bacan keenam
“Bledek ampel lambe waktu, Sun kirimake kekuataning macan, Sato galak kang kinewedeni dening liyan, He, ya aku, kowe si Senggoro Macan, Dledek ingsun ginedhong ngelah, Tinutupan para wali, Kinemulan para Nabi, Kinemulan para malaikat, Sun buka tangan mencar buyar, Buyar saking kersaning Allah”
Mantra yang keenam ini digunakan untuk mengirimkan kekuatan ilmu Senggoro Macan pada orang yang membutuhkan seperti ada orang yang tengah di keroyok/ perkelahian tak seimbang. Bacalah mantra yang keenam ini dalam hati sambil menarik napas dengan menatap orang yang hendak ditolong. Setelah itu tiupkan/ hembuskan pada orang tersebut dari kejauhan.
Bacaan Ketujuh
“Malaikat Jabarail kang rineksa ngarepku, Reksanen badan kang ora linuwih, Macan jagad ing saburiku, Cahya cahyanira arupa abang, Reksanen badan kang ora linuwih, He, para manungsa kang gawe ala, Cepet sumingkira, Yen ora bakal tinemu cilaka, He, jalma kang ati setan, Kang arep gawe ala marang aku, Cepet sumingkira, Iki ingsun lumaku, Si mbok Randa wekasan, Kang nunggang macan putih, Allahu Akbar, Allahu Akbar”
Mantra yang ketujuh ini digunakan untuk melindungi diri dari serangan lawan yang banyak jumlahnya, dan bisa menggetarkan hati mereka. Bacalah mantra yang ketujuh ini sebanyak tiga kali sambil menahan napas sebelum lawan melakukan serangan. Kemudian tiupkan ke tangan tiga kali, lalu ke sekitar kita tiga kali sambil memejamkan mata.
“inilah yang Bapak punyai tentang Ilmu Senggoro Macan, sesungguhnya masihbanyak mantra yang tersurat dalam kitab primbon yangberkaitan dengan ilmu Senggoro Maca, diharpkan dirimu anak muda untuk mengamalkannya sesuai denganpenggunannya”
Tutur pak tua yang panjang lebar menerangkan serta memberikan mantra Ilmu Senggoro Macan kepada si pemuda. Si pemuda menerima serta menganggukkan kepalanya pertanda ia memahaminya.
Pemuda: “Pak tua, adakah larangan yang harus saya hindari ketika ilmu Senggoro Macan ini terkuasai dengan baik’?
Pak Tua: ”Setiap ilmu warisan nenek moyang selalu mempunyai pantangan sendiri-sendiri. Begitu pula dengan ilmu Senggoro Macan, diantara pantangannya yang harus dihindari ialah tidak boleh memakan daging, Tidak boleh marah, tidak boleh melanggar aturan agama dan masyarakat, tidak boleh melawan orang tua.
Pemuda: “Apakah masih ada lagi yang harus saya patuhi Pak Tua?”
Pak Tua: “Selanjutnya ketika pelaksaan puasa, amalkanlah mantra-mantra yang barusan Bapak berikan sebanyak-banyaknya, igatlah dalam laku ini dibutuhkan kesabaran dan keteguhan hati serta keuletan”
Panjang cerita akhirnya si pemuda mendapatkan apa yang ia cari mengenai Ilmu Senggoro Macan. Ia menjalani dari tahap ke tahap, hingga akhirnya ia memperoleh Ilmu Senggoro Macan. Setelah didapatnya ilmu tersebut, maka berpamitanlah si Pemuda untuk kebali ke kota.
Apakah dengan dimilikinya Ilmu Sengogoro Macan ini akan menjadikan si pemuda hidup lebih baik, atau bahkan sebaliknya penuh keangkuhan. Semoga saja si Pemuda ini hidup menjadi baik, berbakti dan mengabdi kepada keluarga, bangsa dan negara juga agama.
Sumber ilmu kanuragan dari seorang nara sumber Tanah Jawa yang tidak bisa di cantumkan namanya disini. Semoga dari cerita pendek ini ada beberapa kalimat yang dapat diambil untuk dijadikan pembelajaran hidup. Saran dan kritiknya yang bersifat membangun, silahkan isi kolom komentar di bawah ini.